NATRIUM BENZOAT
I. PENGERTIAN
Natrium benzoat adalah salah satu jenis bahan pengawet
organik pada makanan, dimana natrium benzoat merupakan garam atau ester dari
asam benzoat (C6H5COOH) yang secara komersial dibuat
dengan sintesis kimia. Natrium benzoat dikenal juga dengan nama Sodium
Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak
jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannya oleh FDA dan telah digunakan
oleh para produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk menekan
pertumbuhan mikroorganisme.
II. RUMUS KIMIA
Rumus
kimia pengawet natrium benzoat adalah C7H5NaO2 .
III. SIFAT
1. Berupa grabul atau serbuk
hablur berwarna putih
2. Tidak berbau dan stabil
di udara.
3. Mudah larut di dalam air.
4. Sukar
larut di dalam etanol dan lebih larut dalam etanol 90%.
III. MANFAAT dan keberadaan
1. Manfaat
·
Sebagai
bahan pengawet yang digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti
jus buah, kecap, margarin, mentega, makanan ringan, sambal, saus salad, saus
tomat, selai, sirup buah dan lainnya.
·
Sebagai
anti mikroba yang optimum pada pH 2,5 - 4,0.
·
Menghambat
pertumbuhan kapang dan khamir.
2. Keberadaan
Secara
alami ialah terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Misalnya seperti pada apel,
cengkeh, cranberry (sejenis buah berry yang digunakan untuk membuat agar-agar
dan saus), kayu manis, dan lain-lain.
IV. DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN
NATRIUM BENZOAT BERLEBIH BAGI TUBUH MANUSIA
Penggunaan natrium benzoat sebagai
pengawet dalam minuman dan makanan harus mengikuti takaran yang
dibenarkan. Penggunaan pengawet yang diizinkan dan takaran yang benar
diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen dan kemungkinan
penggunaan zat yang mengandung bahaya. Hak konsumen atas keamanan dan
keselamatan terhadap barang yang dikonsumsi harus dihormati oleh produsen. Lama
dan seringnya mengonsumsi makanan dengan pengawet kemungkinan menimbulkan
terjadinya akumulasi zat-zat tertentu yang bisa memicu reaksi yang menyebabkan
sakit.
Adapun dampak negatif dari
penggunaan natrium benzoat berlebih pada tubuh manusia adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan pengawet natrium
benzoat dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus
(Systemic Lupus Eritematosus/SLE).
2. Efek samping lain yang bisa timbul adalah
edema (bengkak) akibat dari retensi (tertahannya cairan di dalam tubuh) dan
bias juga karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume
plasma akibat pengikatan air oleh natrium.
3. Dapat menyebabkan kanker karena
natrium benzoat berperan sebagai agen karsinogenik. Misalnya saja pada minuman
berisotonik dimana vitamin C (ascorbic acid) yang ditambahkan dalam
minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat menghasilkan benzen.
Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker.
4.
Untuk asam benzoat dan natrium
benzoat bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit saraf.
5.
Berdasarkan penelitian Badan Pangan
Dunia (FAO), konsumsi benzoat yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan
kematian dengan gejala-gejala hiperaktif, sariawan, kencing terus-menerus serta
penurunan berat badan.
6. Sebagai tambahan, dalam riset yang dilakukan
oleh Sheffield University di Inggris terhadap bahan pengawet makanan dan
minuman yang umum digunakan, menyatakan bahwa natrium benzoat diperkirakan
dapat merusak DNA. Hal ini dikemukakan oleh Pete Piper (professor bidang
biologi molekuler dan bioteknologi) yang telah meneliti natrium benzoat
sejak 1999. Ia pernah menguji natrium benzoat pada sel ragi yang hidup, yang
akhirnya menemukan bahwa substansi tersebut (natrium benzoat) dapat
merusak DNA mitokondria pada ragi. Di dalam tubuh,
mitokondria berfungsi menyerap oksigen untuk menghasilkan energi. Dan bila
dirusak, seperti terjadi pada sejumlah kondisi pada saat sakit, maka sel mulai
mengalami kegagalan fungsi yang sangat serius. Sehingga di dalam tubuh akan
terjadi kerusakan DNA di dalam mitokondria.
V. PENANGGULANGAN TERHADAP DAMPAK
PEMAKAIAN NATRIUM BENZOAT
Semakin banyaknya isu terhadap
bahaya bahan pengawet khususnya natrium benzoat menjadikan konsumen lebih
berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, dan lebih memilih bahan-bahan alami
yang aman bagi kesehatan. Konsumsi terhadap makanan dan minuman yang
mengandung bahan pengawet natrium benzoat hendaknya memperhatikan besarnya
kadar natrium benzoat yang terdapat dalam produk. Produk yang telah
memiliki ijin dari badan kesehatan makanan yang dinilai lebih memberikan
jaminan kelayakan untuk dikonsumsi. Konsumsi yang terlalu sering
sebaiknya dihindari karena akan menimbulkan penumpukan bahan pengawet di dalam
tubuh.
VI. LANGKAH - lANGKAH MEMILIH
MAKANAN YANG AMAN DIKONSUMSI
Berikut adalah beberapa cara untuk
mengetahui aman atau tidaknya suatu produk makanan, yaitu:
1. Amati apakah makanan
tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack,
kerupuk, mie, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah
ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Demikian juga dengan warna daging sapi
olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan daging segarnya.
2. Mencicipi rasanya. Makanan yang tidak
aman umumnya berasa tajam, semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar.
3. Perhatikan kualitas makanan tersebut, apakah
masih segar, atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan
yang sudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau
makanan tersebut sudah kadaluwarsa.
4. Mencium aromanya. Bau apek atau tengik
pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
5. Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti
adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya.
6. Kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu
orang belum tentu aman buat yang lainnya. Pada beberapa orang bahan pengawet
tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi.
KALIUM SORBAT (C6H7KO2)
Kalium sorbat adalah
kalium garam dari asam sorbat . Penggunaan utamanya adalah sebagai pengawet
makanan . kalium Sorbat mempunyai berat molekul 150,22 g/mol. Kalium sorbet
mudah larut dalam air dan sukar larut dalam etanol, propilen glikol. Kalium
sorbat tergolong asam lemak monokarboksilat yang berantai lurus dan mempunyai
ikatan tidak jenuh (α-diena). Bentuk yang umum digunakan adalah Na-, Ca- dan K-
Sorbat. Tujuan penambahannya adalah untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur
dan kapang .
Sifat-sifat dari Kalium
sorbat yaitu: Berbentuk kristal putih atau berbentuk tepung,Berbau khas ,Larut
di dalam air, Sukar larut di dalam etanol dan eter , Jarak lebur antara 132oC
dan 135oC, Air tidak lebih dari 0,5 %. Sisa pemijaran tidak
lebih dari 0,2 % , Logam berat tidak lebih dari 10 bpj
Kalium sorbat efektif
dalam berbagai aplikasi termasuk makanan , anggur , dan perawatan pribadi. Zat
pengawet K-sorbat mempunyai fungsi dan batasan maksimum penggunaan yang sama
dengan asam benzoat. Oleh karena itu penggunaan K-sorbat sebagai pengawet dalam
bahan makanan juga tidak boleh berlebihan agar tidak terjadi keracunan. ADI
K-sorbat adalah 25 mg/kg berat badan. Penggunaan maksimum K-sorbat dalam
makanan berkisar antara 0,05 – 0,3 % untuk yang diaplikasikan langsung dan
antara 10 – 20 % untuk yang disemprotkan atau diaplikasikan pada permukaan
makanan. Garam sorbat itu lebih sering digunakan karena mempunyai kelarutan
yang lebih baik dalam air dan bekerja dalam keadaan tak terdisosiasi, dengan
keaktifan 10 – 600 kali bentuk asamnya.
Penggunaan
Kalium sorbat digunakan
untuk menghambat kapang dan ragi dalam makanan, seperti keju , anggur , yoghurt
, daging kering , cider apel dan makanan yang dipanggang. Hal ini juga dapat
ditemukan dalam daftar bahan banyak buah kering produk. Selain itu, produk
suplemen makanan herbal umumnya mengandung kalium sorbat, yang berfungsi untuk
mencegah jamur dan mikroba dan meningkatkan umur simpan, dan yang digunakan
dalam jumlah di mana tidak ada dikenal efek kesehatan yang merugikan. Pelabelan
pengawet ini dibaca sebagai “kalium sorbat” pada laporan bahan. Selain itu,
banyak digunakan dalam produk perawatan pribadi untuk menghambat perkembangan
mikroorganisme untuk stabilitas rak. Beberapa produsen menggunakan bahan
pengawet ini sebagai pengganti parabens .
Juga dikenal sayang
sebagai “stabilizer anggur”, kalium sorbat menghasilkan asam sorbat ketika ditambahkan
ke anggur . Ini melayani dua tujuan. Bila aktif fermentasi telah berhenti dan
anggur itu memeras untuk terakhir kalinya setelah kliring, sorbat kalium akan
membuat setiap ragi yang masih hidup tidak mampu berkembang biak. Ragi yang
hidup pada saat itu dapat terus setiap fermentasi sisa gula menjadi CO2
dan alkohol, tetapi ketika mereka mati tidak ada ragi baru akan hadir untuk
menyebabkan fermentasi masa depan. Ketika sebuah anggur manis sebelum
pembotolan, kalium sorbat digunakan untuk mencegah refermentation bila
digunakan bersama dengan metabisulfite kalium . Hal ini terutama digunakan
dengan anggur manis , anggur berkilauan , dan beberapa ciders keras namun dapat
ditambahkan ke meja anggur yang memperlihatkan kesulitan dalam mempertahankan kejelasan
setelah denda .
Toksikologi
Kalium sorbat dianggap
aman karena catatan keamanan jangka panjang dan profil tidak beracun. Kalium
sorbat adalah non-iritasi dan non-sensitif. Tetapi pada kondisi yang ekstrim
(suhu dan konsentrasi sorbat tinggi) kalium sorbat dapat bereaksi dengan nitrit
membentuk produk mutagen yang tidak terdeteksi di bawah kondisi normal
penggunaan, bahkan dalam curing asinan. Asam sorbat kemungkinan juga
memberikan efek iritasi kulit apabila langsung dipakai pada kulit, sedangkan untuk
garam sorbat belum diketahui efeknya terhadap tubuh.
SERBA SERBI LIMBAH LABORATORIUM
SERBA SERBI LIMBAH LABORATORIUM
1.
Apakah yang dimaksud limbah laboratorium?
Jawab :
Limbah
laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Limbah ini
memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah yang berasal dari kegiatan
industri karena biasanya memiliki keragaman jenis limbah yang sangat tinggi
walaupun dari setiap macam bahan yang dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak.
Artinya limbah laboratorium kimia meskipun volumenya masih relatif kecil
dibandingkan dengan limbah industri, namun justru mengandung jenis B3 yang
sangat bervariasi dengan konsentrasi yang relatif tinggi.
Definisi
limbah bahan kimia sendiri adalah buangan bahan kimia yang telah dipakai,
campuran bahan kimia atau bahan kimia yang belum dipakai namun sudah rusak.
Definisi
Limbah Bahan Kimia Berbahaya adalah Limbah yang mempunyai efek toksik dan
berbahaya terhadap manusia.
2.
Sebutkan macam-macam limbah
laboratorium!
Jawab :
a. berdasarkan
fasanya, limbah laboratorium digolongkan menjadi:
1)
limbah padat
2)
limbah cair
3)
limbah gas
b.
berdasarkan klasifikasinya
kelas jenis
A pelarut
organik bebas halogen dan senyawa organik dalam larutan
B pelarut
organik mengandung halogen dan senyawa organik dalam larutan
D garam
dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan kemasan pada pH 6-8
E redidu bahan
anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya
F senyawa
beracun mudah terbakar
G residu air
raksa dan garam anorganik raksa
H residu
garam logam, tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah
I padatan
anorganik
J kumpulan
terpisah limbah kaca, logam, dan plastik
c.
berdasarkan sifatnya, limbah
laboratorium digolongkan menjadi:
1)
limbah B3 ( Berbahaya dan Beracun)
2)
limbah infeksius
3)
limbah radioaktif
4)
limbah umum
3.
Bagaimana cara penanggulangan limbah
laboratorium ?
Jawab :
a.
Pembuangan limbah
Secara umum, metoda
pembuangan limbah laboratorium terbagi atas empat metoda.
1)
Pembuangan langsung
dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk
bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat
larut dala air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium.
Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus dilakukan
penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang
mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya,
endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan
dibuang.
2) dengan
pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan
organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya
3) pembakaran
dalam insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk
bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan
senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
4) dikubur
didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air.
Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.
b.
Penanganan dan Pemusnahan Bahan Kimia
Tumpahan
1)
Tumpahan Asam-asam Anorganik
Tumpahan asam-asam
anorganik seperti HCl, HF, HNO3, H3PO4, H2SO4
haruslah diperlakukan dengan penanganan khusus. Bahan tumpahan tersebut
permukaannya ditutup dengan NaHCO3atau campuran NaOH dan Ca(OH)2
dengan perbandingan1:1. Selanjutnya diencerkan dengan air supaya brbentuk bubur
dan selanjutnya dibuang kebak pembuangan air limbah.
2) Basa Akali dan Amonia
Tumpahan basa-basa
alkali dan ammonia seperti amonia anhidrat, Ca(OH)2, dan NaOH dapat
ditangani dengan mengencerkannya dengan air dan dinetralkan dengan HCl 6 M.
Kemudian diserap dengan kain dan dibuang.
3)
Bahan-Bahan Kimia Oksidator
Tumpahan bahan-bahan
kimia oksidator (padat maupun cair) seperti amonium dikromat, amonium
perklorat, asam perklorat, dan sejenisnya dicampur dengan reduktor (seperti
garam hypo, bisulfit, ferro sulfat) dan ditambahkan sedikit asam sulfat 3 M.
selanjutnya campuran tersebut dinetralkan dan dibuang.
4) Bahan-Bahan Kimia Reduktor
Tumpahan bahan-bahan
kimia reduktor ditutup atau dicampurkan dengan NaHCO3 (reaksi
selesai) dan dipindahkan ke suatu wadah.. Selanjutnya kedalam campuran tersebut
ditambahkan Ca(OCl)2 secara perlahan-lahan dan air (biarkan reaksi
selesai). Setelah reaksi selesai cmpuran diencerkan dan dinetralkan sebelum
dibuang ke perairan.
5) sianida
dan Nitril
Tumpahan sianida
ditangani dengan menyerap tumpahan tersebut dengan kertas/tissu dan diuapkan
dalam lemari asam, dibakar, atau dipindahkan kedalam wadah dan dibasakan dengan
NaOH dan diaduk hingga terbentuk slurry. Kemudian ditambahkan ferro sulfat
berlebih dan dibiarkan lebh kurang 1 jam dan dibuang keperairan.
Pemusnahan sianda dapat
dilakukan dengan cara menambahkan kedalamnya larutan asa dan kalsium hipoklorit
berlebih dan dibiarkan 24 jam. Selanjutnya dibuang ke perairan.
Untuk tumpahan nitril,
ditambahkan NaOH berlebih dan Ca(OCl)2. setelah satu jam dibuang
keperairan. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit.
Pemusnahan nitril
dilakukan dengan menambahkan kadalamnya NaOH dan alkohol. Setelah 1 jam uapkan
alkohol dan ditambahkan larutan basa kalsium hipoklorit. Setelah 24 jam dapat
dibuang ke perairan.
c. Prinsip Pengemasan Limbah B3 :
1)
Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam
kemasan berbeda.
2) Jumlah pengisian volume
limbah harus mempertimbangkan terjadinya pengembangan volume, pembentukan gas
atau kenaikan tekanan selama penyimpanan.
3) Ganti kemasan yang
mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan kemasan lain.
4) Kemasan yang telah
berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Kegiatan pengemasan,
penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai bagian pengelolaan limbah.
4. Bagaimana
langkah nyata mengurangi limbah laboratorium?
jawab :
jawab :
Beberapa langkah nyata untuk
mengurangi limbah di laboratorium adalah:
a. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa
bahan kimia yang telah digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang
sesuai. Sebagai contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah
digunakan) Pelarut organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan dietil eter
dikumpulkan di dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan destilasi.
b. Sebelum
melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-reaktan yang bereaksi
secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu berupa sisia bahan kimia. Selain
menghemat bahan yang ada, hal ini juga akan mengurangi limbah yang dihasilkan.
c. Pembuangan
langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan
untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang
dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah
laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus
dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa
yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan
sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya
dinetralkan dan dibuang.
d. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran
terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah
dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang
aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
e. Pembakaran
dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk
bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan
senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
f. Dikubur
didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air.
Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar